Diogo Jota: Kisah Tak Terduga Sang Bintang, Perjalanan Akhir yang Tragis

Dunia sepak bola tengah berduka, bro. Sebuah kabar mengejutkan dan begitu menyesakkan datang dari Portugal, mengguncang jagat sepak bola global. Diogo Jota, striker Liverpool dan bintang tim nasional Portugal, telah berpulang di usia 28 tahun dalam sebuah kecelakaan mobil tragis pada 3 Juli 2025, bersama dengan saudara laki-lakinya. Kepergiannya ini terasa begitu menyesakkan, apalagi datang di puncak karier dan kebahagiaan pribadinya.

Bagaimana tidak? Hanya beberapa minggu sebelumnya, Jota baru saja merasakan manisnya gelar Premier League bersama Liverpool di musim 2024/2025. Ia juga baru saja menjuarai UEFA Nations League 2025 bersama Portugal, bahu-membahu dengan Cristiano Ronaldo dan rekan-rekan setimnya. Dan yang lebih mengharukan, dua minggu sebelum tragedi ini, ia baru saja mengikat janji suci pernikahan dengan tunangannya. Sebuah kisah yang begitu pahit, di mana kebahagiaan melambung tinggi, namun nasib berkata lain. Mari kita kenang perjalanan luar biasa sang bintang yang pergi terlalu cepat ini.

Puncak Kebahagiaan yang Terenggut: Kisah Cinta yang Abadi

Tragedi ini terjadi hanya 12 hari setelah Jota menikah dengan Rute Cardoso, perempuan yang telah menjadi kekasihnya sejak usia 16 tahun dan ibu dari tiga anak mereka. Mereka menikah di Porto, kampung halaman Jota, pada 22 Juni 2025. Dalam unggahan terakhirnya di Instagram, Jota menyebut dirinya sebagai pria paling beruntung di dunia karena bisa menjadi suami Rute.

Rute sendiri sempat mengunggah foto-foto pernikahan mereka di media sosial pada hari Rabu, menulis: “Mimpiku menjadi kenyataan,” yang kemudian dibalas Jota, “Aku yang paling beruntung.” Sebuah kisah cinta yang begitu indah, namun harus berakhir tragis di puncak kebahagiaan.

Perjalanan Karier Gemilang: Dari Klub Kecil Hingga Bintang Premier League

Diogo José Teixeira da Silva, lahir di Porto, Portugal, pada 4 Desember 1996. Perjalanan kariernya dimulai dari Gondomar SC, sebuah klub kecil di tanah kelahirannya. Bakatnya mulai terasah lebih serius ketika pindah ke akademi Pacos de Ferreira pada 2013, dan setahun berselang, Jota meneken kontrak profesional pertamanya di usia 17 tahun. Penampilan impresifnya di Liga Portugal menarik perhatian raksasa Spanyol, Atlético Madrid, yang kemudian merekrutnya pada 2016 dengan harga tujuh juta Euro.

Namun, Jota tak sempat memperkuat Atletico secara langsung. Ia justru dipinjamkan ke FC Porto selama semusim, tampil produktif dengan delapan gol dari 27 penampilan. Meski tampil impresif, ia masih kesulitan menembus tim utama Atletico. Akhirnya, ia dipinjamkan lagi ke Wolverhampton pada musim 2017/2018. Di Wolves, Jota langsung menjadi kejutan. Ia mencetak 17 gol dari 44 penampilan dan membantu Wolves promosi ke Liga Premier Inggris. Wolverhampton pun memutuskan membelinya secara permanen dengan harga 14 juta Euro.

Penampilan konsisten Jota tak luput dari pantauan Juergen Klopp dan Liverpool. Pada 2020, The Reds membelinya dengan harga sekitar 41 juta pounds. Pembelian Jota ternyata sangat jitu. Ia langsung beradaptasi dengan baik, dan kemampuannya yang serba bisa membuatnya bisa diandalkan di berbagai posisi lini serang. Jota menyumbangkan 65 gol dan 26 assist dari 182 penampilan di semua ajang kompetisi, membantu Liverpool meraih satu gelar Premier League (2024/2025), satu Piala FA, dan satu Piala Carabao. Fleksibilitas, insting mencetak gol, dan pergerakannya yang sulit diprediksi menjadikannya salah satu pemain favorit di Liverpool.

Peran Krusial Bersama Timnas Portugal

Di level internasional, Jota merupakan pemain yang telah membela Portugal sejak kategori usia muda (U-19 hingga U-23). Debutnya di timnas senior Portugal terjadi pada November 2019 saat melawan Lithuania, menggantikan Cristiano Ronaldo, yang menjadi awal dari kiprahnya di panggung besar.

Sejak itu, ia menjadi bagian penting dari tim Portugal, termasuk saat tampil di Euro 2020 dan Piala Dunia 2022. Perannya menjadi semakin krusial seiring usia para pemain senior yang mulai menurun. Jota sempat kerap absen akibat cedera, namun kembali tampil maksimal di UEFA Nations League 2025. Ia membawa Portugal menjuarai turnamen itu dengan kemenangan atas Spanyol di final—yang tragisnya menjadi pertandingan terakhir dalam karier profesionalnya. Jota mengoleksi 49 caps dan dua gelar UEFA Nations League bersama negaranya.

Di Balik Lapangan: Gamer Juara dan Kisah di Balik Nama "Jota"

Di luar lapangan, Jota dikenal sebagai gamer berbakat. Ia pernah menduduki peringkat satu dunia dalam gim FIFA 21 pada Februari 2021! Jota bahkan membentuk tim eSports sendiri bernama Luna Galaxy dan aktif melakukan streaming di Twitch. Saat pandemi, ia menjuarai turnamen virtual Premier League setelah mengalahkan rekan setimnya, Trent Alexander-Arnold. Ini menunjukkan sisi lain dari Jota yang tak kalah kompetitif.

Ada fakta unik terkait namanya. Meski nama belakangnya adalah "Silva", ia lebih dikenal dengan nama "Jota" yang berarti huruf "J" dalam bahasa Portugis. Nama itu ia pilih untuk membedakan dirinya dari pemain lain di akademi yang punya nama Diogo atau Silva, sebuah pilihan sederhana yang justru membuatnya ikonik.

Profil dan Biodata Diogo Jota

Warisan Abadi Sang Penyerang yang Tak Kenal Lelah

Kepergian Diogo Jota adalah pukulan telak bagi dunia sepak bola. Ia meninggalkan warisan sebagai pemain yang tidak pernah menyerah, seorang finisher ulung, dan sosok rendah hati yang selalu berjuang keras demi timnya. Gol-golnya akan selalu terukir dalam memori para penggemar Liverpool dan Portugal, senyumnya akan selalu dirindukan.

Di tengah duka yang mendalam, kita patut mengenang Jota bukan hanya sebagai pesepakbola hebat, tetapi juga sebagai pribadi yang meraih kebahagiaan di penghujung hidupnya. Selamat jalan, Diogo Jota. Kontribusimu, semangatmu, dan kisah hidupmu akan selalu dikenang abadi.