Daftar Isi ▾
Villa Park Jadi Kutukan Abadi City:
Matty Cash Luluhlantakkan Dominasi Guardiola
Kadang, sepak bola itu bukan soal statistik atau harga skuad yang miliaran pound. Adakalanya, semuanya berujung pada satu momen: satu tembakan, satu pemain, dan satu stadion yang menolak tunduk. Minggu malam (26 Oktober 2025), Aston Villa berhasil buktiin itu. Di hadapan publik Villa Park, tim asuhan Unai Emery menumbangkan Manchester City 1–0 berkat gol tunggal Matty Cash. Kemenangan yang bukan cuma penting, tapi juga simbol bahwa Villa bukan lagi cuma sekadar pengganggu tim papan atas Premier League.
Babak Pertama: City Dominasi, Villa Menyerang Balik dengan Efisiensi
Seperti biasa, City memulai laga dengan gaya khas Pep Guardiola: penguasaan bola hampir 70%, sabar membangun serangan, dan Erling Haaland jadi pusat perhatian. Tapi dari dominasi itu, tak ada yang benar-benar membahayakan gawang Emiliano Martinez. Tembakan pertama dari Tijjani Reijnders di menit ke-6 memang menjanjikan, tapi bola hanya melayang di atas mistar.
Villa tak panik. Mereka tahu kapan menunggu, kapan menyengat. Dan di menit ke-19, kesempatan itu datang dari skema bola mati. Lucas Digne dan Emiliano Buendía menjalankan sepak pojok pendek, bola disodorkan ke Matty Cash di tepi kotak penalti, yang langsung menembak keras dengan kaki kirinya. Gianluigi Donnarumma hanya bisa menatap bola meluncur deras ke pojok bawah gawang. 1–0, Villa memimpin, dan stadion pun bergemuruh seperti final Liga Champions.
City mencoba merespons cepat melalui Bernardo Silva dan Haaland, tapi finishing mereka tumpul. Sepakan Haaland di menit ke-22 terlalu lemah, sementara lini belakang Villa bermain kompak di bawah komando Pau Torres. Guardiola terlihat gelisah di pinggir lapangan, dan momentum City perlahan memudar.
Babak Kedua: City Menekan, Villa Bertahan Seperti Benteng
Di babak kedua, City mengubah pendekatan. Pep mengganti Bobb dengan Jeremy Doku untuk menambah kecepatan, dan menarik John Stones demi memperbanyak pemain menyerang. Phil Foden beberapa kali mengancam lewat sisi kiri, tapi Villa Park seperti punya kutukan tersendiri untuk The Citizens, semua peluang mereka berujung mentok di tembok bernama Martinez.
Momen paling menegangkan datang di menit ke-60: Ruben Dias menanduk bola dari sepak pojok, Savinho menyambar rebound dua kali, namun kombinasi Martinez dan Pau Torres menepis semuanya. Sementara di sisi lain, Jadon Sancho yang kini jadi salah satu motor serangan Villa, nyaris menambah keunggulan lewat dua tembakan beruntun di menit ke-70, tapi peluang masih bisa digagalkan oleh Donnarumma.
Menjelang akhir laga, City menyerang habis-habisan. Foden, Doku, dan Haaland silih berganti masuk ke kotak penalti. Sampai akhirnya di menit ke-90+1, Haaland berhasil sebenarnya berhasil mencetak gol penyeimbang namun sayang, VAR membatalkannya karena offside tipis. Pep menatap kosong, sementara Emery tersenyum kecil: kali ini bukan hanya taktik yang menang, tapi juga ketenangan. Ketenangan juga penting nih pas nentuin tim sebelum pasang mix parlay di Situs Playkami, biar peluang menang lebih besar dan hasil cuan lebih maximal!
Villa Efisien, City Kehilangan Naluri Pembunuh
Kalau dilihat dari data, City sebenarnya tampil dominan. Mereka mencatatkan 67% penguasaan bola, 15 tembakan, tapi hanya 4 yang tepat sasaran. Bandingkan dengan Villa yang hanya punya 7 tembakan, tapi 3 di antaranya mengancam langsung.
Pep Guardiola seusai laga mengaku frustrasi: “Kami tidak bermain buruk, hanya saja kehilangan kejelasan di momen krusial. Banyak keputusan yang salah dalam tembakan dan umpan akhir,” ujarnya dikutip dari BBC Sport. Ia juga menambahkan, “Villa lebih agresif, lebih determinatif. Dalam duel satu lawan satu, mereka lebih berani.”
Pernyataan yang jujur dan pahit. City bukan kalah karena taktik buruk, tapi karena kurang gigih. Villa tampil seperti tim yang lapar, penuh energi, dan disiplin, hal yang jarang terlihat dari City dalam beberapa pekan terakhir.
Pemain Kunci: Matty Cash & Emiliano Martinez
Sulit memilih antara dua nama ini. Cash mencetak gol kemenangan, tapi Martinez benar-benar jadi tembok tak tertembus. Kiper asal Argentina itu melakukan lima penyelamatan penting, termasuk sundulan Haaland di menit ke-71 yang tampak mustahil ditepis. Tak heran, ia dinobatkan sebagai Man of the Match versi Sky Sports.
Menariknya, Matty Cash kini sudah mencetak dua gol dalam tiga laga terakhir, bukan statistik biasa untuk bek kanan. Unai Emery jelas tahu cara memanfaatkan naluri menyerang para fullback-nya, sesuatu yang juga menjadi ciri khas Villa musim ini.
Dampak untuk Klasemen Premier League
Dengan kemenangan ini, Aston Villa naik ke peringkat ketujuh klasemen Premier League dengan 15 poin dari sembilan pertandingan. Sementara City harus rela turun ke posisi keempat dengan 16 poin, tertinggal dari Liverpool, Arsenal, dan Tottenham.
Bagi Emery, ini jadi kemenangan ketiga beruntun atas City di Villa Park, rekor yang jarang bisa diklaim manajer mana pun di Inggris. Villa kini jadi tim yang tak hanya nyaman di papan tengah, tapi juga siap menantang untuk posisi Eropa.
Ketika Strategi, Disiplin, dan Mentalitas Menjadi Kunci
Kekalahan ini menegaskan bahwa Manchester City bukan tak terkalahkan. Ketika mereka kehilangan efisiensi, lawan dengan disiplin dan determinasi tinggi bisa membuat mereka tak berdaya dan itulah yang dilakukan Villa malam itu.
Unai Emery berhasil menciptakan keseimbangan antara keberanian dan kehati-hatian. Sementara Pep, meski timnya terlihat kuat, mungkin perlu kembali mencari “insting predator” yang sempat hilang. Karena di Premier League, keunggulan teknis saja tidak cukup, kamu juga butuh killer instinct.
Untuk fans Villa, ini malam kemenangan. Untuk fans City, ini peringatan. Dan untuk kita semua, ini bukti bahwa sepak bola Inggris masih penuh kejutan. Oh ya, kalau kamu mau cobain Mix Parlay atau game online seru lainnya, langsung aja ke playkami, tempat dimana ngerubah nasib cukup mulai dengan satu klik.