Daftar Isi ▾
Ronaldo Bongkar Akar Masalah Manchester United: “Ini Bukan Soal Pelatih”
Manchester United lagi-lagi jadi bahan perbincangan. Setelah awal musim 2025/2026 yang naik-turun, tim asuhan Ruben Amorim mulai menunjukkan tanda-tanda bangkit. Namun di balik tiga kemenangan beruntun atas Sunderland, Liverpool, dan Brighton, Cristiano Ronaldo justru melempar kritik tajam yang bikin geger.
Dalam wawancara terbarunya di kanal YouTube miliknya dan di acara Piers Morgan Uncensored, Ronaldo menegaskan bahwa masalah utama Manchester United bukan di ruang ganti, tapi di kantor manajemen. “United belum di jalur yang benar. Ini bukan soal pelatih atau pemain, tapi soal arah klub,” ujarnya tegas.
United Mulai Bangkit, Tapi Masalah Lama Belum Selesai
Performa United di bawah Ruben Amorim memang mulai membaik. Setelah awal musim yang terseok, mereka kini duduk di posisi delapan klasemen Premier League dengan 17 poin dari 10 laga, hanya satu angka di belakang zona empat besar.
Tapi di balik perbaikan itu, masih banyak PR besar. Amorim berhasil memperbaiki transisi serangan dan pressing tinggi, tapi lini belakang United masih jadi alarm bahaya. Bayangin, baru 10 pertandingan, gawang mereka sudah kebobolan 15 gol, lebih banyak dari tim seperti West Ham dan Newcastle.
Dan di sinilah Ronaldo datang sebagai “komentator paling tajam” yang pernah dimiliki klubnya sendiri.
Ronaldo: “United Masih Klub yang Tidak Berkembang”
Dalam wawancara yang diunggah minggu ini, Ronaldo tak segan membandingkan United dengan klub lain yang pernah ia bela. “Dibanding Real Madrid atau bahkan Juventus, United tertinggal jauh dalam hal fasilitas, nutrisi, dan sistem latihan,” katanya.
Ia juga menyinggung masa setelah Sir Alex Ferguson pensiun. “Sejak Ferguson pergi, saya tidak melihat kemajuan nyata di klub ini. Semua stagnan,” tegasnya. Kalimat yang terasa déjà vu, karena nyaris sama seperti kritiknya tiga tahun lalu dan faktanya, masih relevan hingga sekarang.
Masalah di Balik Meja, Bukan di Pinggir Lapangan
Saat ini, struktur operasional Manchester United dikendalikan oleh Sir Jim Ratcliffe lewat INEOS, meski keluarga Glazer tetap jadi pemilik mayoritas. Kombinasi dua kubu ini masih jadi sumber perdebatan di kalangan fans.
Ronaldo menilai pergantian orang di kursi manajemen tidak otomatis membawa perubahan kultur. “Mereka butuh arah yang jelas. Ganti pelatih boleh, ganti pemain juga boleh, tapi kalau sistemnya tetap sama, hasilnya juga akan sama,” ujarnya.
Kalimat itu seakan menohok era pasca Ten Hag hingga sekarang, di mana United gonta-ganti strategi tanpa identitas yang konsisten. “Football modern butuh struktur. Bukan ego,” tambah Ronaldo.
Ruben Amorim dan Misi Mustahil di Old Trafford
Ruben Amorim datang dengan reputasi gemilang dari Sporting CP. Tapi mengubah Manchester United jelas bukan pekerjaan semalam. Ia mewarisi skuad yang tidak seimbang, mental juara yang pudar, dan tekanan publik yang tak pernah padam.
Di sisi lain, Amorim perlahan mulai menemukan pola: Bryan Mbeumo mulai produktif, Kobbie Mainoo makin matang, dan kapten Bruno Fernandes tampil lebih efisien. Tapi sebagus apa pun rencana Amorim, kalau dapur klub masih berantakan, hasilnya susah maksimal.
Ronaldo pun mengaku menghormati Amorim. “Dia pelatih bagus, tapi kalau fondasi klubnya rapuh, bahkan Pep Guardiola pun akan kesulitan,” ucapnya sambil tersenyum getir.
Kritik yang Bukan Sekadar Emosi
Banyak fans dulu menilai komentar Ronaldo sebagai bentuk sakit hati setelah kepergiannya. Tapi kali ini, nadanya berbeda: lebih reflektif, lebih peduli. “Saya mencintai klub ini. Saya punya 12, 13 gelar di sana. Tapi kalau kita jujur, United butuh reset total,” katanya.
Faktanya, sebagian besar yang dikatakan Ronaldo sejak 2022 kini mulai terbukti. Infrastruktur klub baru mulai diperbarui tahun ini, pusat latihan Carrington masih kalah modern dibanding City Football Academy, dan sistem scouting mereka baru dirombak di bawah INEOS.
Singkatnya, Ronaldo bukan sekadar ngomel doang, dia membaca arah klub dengan jujur. Sama kayak Playkami yang selalu nyajiin RTP Live terbaru dengan jujur dan sesuai dengan data asli!
Era Baru, Tapi PR-nya Masih Sama
Fans United mungkin mulai berharap pada Amorim dan INEOS, tapi masa depan klub tetap tergantung pada satu hal: konsistensi. Karena berapa pun uang yang dikeluarkan, kalau sistemnya tambal sulam, hasilnya bakal sama.
United bukan kekurangan pemain berbakat, mereka kekurangan arah. Dan seperti yang dibilang Ronaldo: “Kalau klub ini ingin kembali ke puncak, mereka harus tahu siapa mereka dan mau jadi apa.”
Dari Legenda ke Pengingat
Lucunya, di usia 40 tahun, Ronaldo masih bisa mencetak gol di Arab Saudi, tapi Manchester United masih sibuk mencari jati diri di Premier League. Ironi? Mungkin. Tapi juga pengingat bahwa mentalitas juara bukan cuma dibeli, tapi dibangun.
Untuk sekarang, fans mungkin bisa berharap agar perubahan nyata datang, bukan sekadar pergantian pelatih atau logo baru di training kit. Dan kalau pun butuh motivasi tambahan, bisa cek update sepak bola dan wawasan menarik lain di Situs PlayKami, tempat nongkrongnya pecinta bola modern.