Daftar Isi ▾
Real Madrid vs Juventus: Duel Klasik Eropa di Bernabéu, Kamis 23 Oktober 2025
Real Madrid dan Juventus. Dua nama yang kalau disebut bareng, langsung kebayang aroma sejarah, trofi, dan gengsi yang gak pernah basi. Kamis dini hari, 23 Oktober 2025, keduanya kembali bertemu di matchday ketiga fase liga UEFA Champions League 2025/26 di Santiago Bernabéu. Kick-off pukul 02.00 WIB, live streaming Liga Champions di Situs Resmi Playkami. Catat tanggalnya, karena ini bukan sekadar laga, ini nostalgia yang hidup lagi.
Real Madrid: Semangat Baru Xabi Alonso dan Ketajaman Mbappé
Setelah menutup era Carlo Ancelotti, Real Madrid kini di tangan Xabi Alonso, sosok yang pernah jadi otak lapangan di masa kejayaan klub. Dan hasilnya? Luar biasa. Dua laga awal fase grup disapu bersih: menang 2-1 atas Marseille dan pesta 5-0 di markas Kairat Almaty. Alonso membawa aura baru yang lebih cepat, lebih dinamis, tapi tetap dengan DNA “Madridismo” yang dingin dan efisien.
Kylian Mbappé lagi-lagi jadi headline. Hattrick di Kazakhstan dan total lima gol sejauh ini membuatnya jadi top skor sementara Liga Champions. Ketajamannya gak cuma menular ke papan skor, tapi juga ke atmosfer ruang ganti. Madrid yang dulu sering bergantung ke Benzema, sekarang punya sosok predator baru, dan dia lapar trofi Eropa pertama dengan seragam putih suci itu.
Di Bernabéu, performa mereka juga gak main-main. Dari 13 laga kandang terakhir di Eropa, Los Blancos menang 12 kali dan cuma sekali kalah (itu pun dua tahun lalu lawan Milan). Dengan rekor seperti itu, bisa dibilang Bernabéu bukan sekadar stadion, tapi laboratorium kemenangan.
Krisis Lini Belakang, Tantangan Nyata Alonso
Meski performa lagi on-fire, Alonso punya PR besar di lini belakang. Antonio Rüdiger, Dani Carvajal, dan Dean Huijsen sudah dipastikan absen karena cedera. David Alaba juga diragukan tampil usai mengalami masalah betis saat menang atas Getafe di La Liga. Situasi ini bikin Alonso harus mikir keras untuk meramu formasi darurat di jantung pertahanan.
Ferland Mendy dan Trent Alexander-Arnold yang baru pulih kemungkinan besar disimpan untuk El Clásico akhir pekan nanti. Artinya, Madrid bisa turun tanpa bek kanan dan kiri natural. Untungnya, Dani Ceballos sudah siap kembali ke skuat dan bisa bantu menopang transisi pertahanan-ke-serangan. Tapi jelas, lini belakang Madrid kali ini bukan versi terbaiknya.
Juventus: Dalam Proses Bangkit, Tapi Masih Goyah
Juventus datang ke Madrid dengan status underdog. Sejak era Cristiano Ronaldo berakhir, performa mereka di Eropa menurun drastis. Musim lalu bahkan cuma finis peringkat 20 di fase liga dan tersingkir di playoff oleh PSV Eindhoven. Kini di bawah Igor Tudor, Juve coba menata ulang identitasnya tapi belum stabil sepenuhnya.
Dua laga awal UCL mereka berakhir imbang, 4-4 lawan Borussia Dortmund dan 2-2 kontra Villarreal. Artinya? Juve bisa mencetak gol, tapi juga mudah kehilangan fokus. Lini belakang mereka rawan, sering kebobolan di menit-menit akhir dan itu sinyal bahaya saat bertemu tim sekelas Madrid yang tahu cara “membunuh” pertandingan.
Selain itu, Tudor juga kehilangan dua pemain penting di pertahanan: Bremer dan Juan Cabal absen karena cedera. Fabio Miretti sudah kembali berlatih, sementara Edon Zhegrova mulai pulih dan siap duduk di bangku cadangan. Di depan, Jonathan David bersaing dengan Dusan Vlahovic untuk mengisi posisi striker utama. Nama Francisco Conceição dan Kenan Yildiz juga kemungkinan besar tampil di belakang penyerang, membawa kombinasi muda dan agresif.
Head-to-Head: Sejarah Selalu Menyimpan Cerita
Kedua tim sudah bertemu 21 kali di ajang Eropa. Real Madrid unggul tipis: 10 kemenangan, Juventus 9, dan dua kali imbang. Tapi yang paling diingat tentu dua final — 1998 dan 2017 — di mana Madrid dua-duanya menang. Yang terakhir bahkan berakhir dengan skor 4-1 lewat aksi Cristiano Ronaldo, Casemiro, dan Asensio di Cardiff. Dua momen itu masih jadi luka lama buat fans Juve.
Dalam lima pertemuan terakhir pun, Madrid lebih dominan:
Hasil-hasil ini menunjukkan betapa duel dua tim ini jarang membosankan. Selalu ada bumbu sejarah, drama, dan kadang kontroversi.
Statistik dan Prediksi Skor
*Prediksi susunan pemain otomatis update beberapa jam sebelum kick-off
Real Madrid sedang dalam momentum sempurna: dua kemenangan, tujuh gol, dan hanya kebobolan sekali di fase grup. Juventus sebaliknya, masih belum menang, dengan enam gol masuk dan enam gol keluar dalam dua laga. Kalau bicara statistik murni, Madrid jelas unggul.
Selain faktor kandang, Madrid juga punya Mbappé yang lagi di mode “God Tier”. Sementara Juve datang tanpa dua bek utama. Kombinasi ini bisa bikin laga jadi berat sebelah. Namun, jangan lupakan bahwa Juve masih punya senjata counter cepat lewat Yildiz dan David yang bisa bikin Madrid waspada.
Prediksi skor akhir: Real Madrid 2-0 Juventus. Los Blancos punya semua elemen kemenangan, mulai kepercayaan diri, dukungan Bernabéu, dan bintang yang sedang panas. Tapi jangan heran kalau Juve mencuri gol lewat bola mati. Namanya juga sepak bola, kadang bukan soal siapa yang lebih baik, tapi siapa yang lebih fokus di momen penting.
Siapa yang Layak Ditonton?
- Real Madrid: Kylian Mbappé – top skor sementara Liga Champions dengan 5 gol. Tiap sentuh bola, ancaman nyata.
- Juventus: Dusan Vlahovic – meski belum panas, striker Serbia ini bisa mencetak gol dari situasi sempit kapan pun.
Selain dua nama itu, perhatikan juga Francisco Conceição di sisi Juve dan Jude Bellingham di lini tengah Madrid. Duel keduanya bisa jadi kunci kontrol permainan.
Duel Klasik yang Selalu Punya Makna
Real Madrid dan Juventus mungkin berbeda nasib musim ini, tapi satu hal gak berubah yaitu gengsi mereka di Eropa. Madrid sedang membangun generasi baru di bawah Xabi Alonso, sementara Juve berusaha menemukan kembali jati dirinya. Dan seperti biasa, Bernabéu akan jadi panggung yang menentukan cerita selanjutnya.
Bagi kamu yang gak mau ketinggalan atmosfer Liga Champions dengan vibe dunia nyata dan komentar real-time, mampir juga ke Playkami. Di sana kamu bisa ikutin highlight, update skor, sampai obrolan seru bareng komunitas fans bola dari seluruh Asia.
Apapun hasilnya nanti, satu hal pasti: Kamis dini hari di Bernabéu bakal jadi malam yang penuh drama, tensi, dan mungkin juga air mata, entah dari Madridista yang bahagia, atau Juventini yang kembali berkata “mungkin tahun depan.”