Daftar Isi ▾
Konflik Kylian Mbappe vs PSG Makin Panas: Tuntutan Triliunan Euro Pecah di Meja Hijau
Drama Kylian Mbappe dan Paris Saint-Germain sepertinya belum menemukan garis finis. Meski sang superstar Prancis sudah angkat kaki ke Real Madrid pada musim panas 2024, tensi antara kedua belah pihak justru meroket pada akhir 2025. Dari sekadar rumor bonus belum dibayar, konflik kini resmi meledak ke ranah hukum dengan nilai gugatan yang mencapai triliunan rupiah, angka yang bahkan bikin klub-klub Arab berhenti sejenak untuk menghitung ulang saldo mereka.
Jika selama ini drama sepak bola sering identik dengan VAR, kartu merah kontroversial, atau drama sosial media pemain, maka saga Mbappe–PSG adalah episode premium yang bahkan Netflix pun mungkin ingin beli hak siarnya. Bukan hanya penuh bumbu emosi, tetapi juga nilai uang yang membuat konflik ini menjadi salah satu sengketa terbesar dalam sejarah olahraga modern.
Mbappe Menggugat: Lebih dari 260 Juta Euro Melayang?
Pada Senin, 17 November 2025, kubu Kylian Mbappe resmi membawa PSG ke pengadilan. Nilai gugatannya fantastis: lebih dari 260 juta euro atau sekitar Rp 5 triliun. Jumlah ini membengkak jauh dari klaim awal 55 juta euro yang sebelumnya disebut sebagai gaji serta bonus yang belum dibayarkan oleh Les Parisiens.
Menurut kubu Mbappe, PSG salah mengklasifikasikan kontraknya. Mereka berargumen bahwa kontrak tersebut seharusnya dihitung sebagai kontrak permanen, bukan berjangka. Jika ini benar, maka PSG dianggap wajib membayar kompensasi pemecatan tidak adil, gaji tertunggak, bonus, hingga pesangon. Lengkap sudah, tinggal ditambah biaya parkir stadion mungkin.
Tak hanya itu, Mbappe juga menuntut ganti rugi atas dugaan pekerjaan yang tidak diumumkan, pelecehan moral, serta pelanggaran terhadap kewajiban itikad baik dan keselamatan kerja. Dalam pernyataannya, kubu Mbappe menyebut: “Dia hanya meminta apa yang memang menjadi haknya.”
Sebuah kalimat yang terdengar sederhana, tapi nilainya seperti membeli lima stadion baru.
PSG Membalas: Tuntutan 440 Juta Euro!
PSG, tentu saja, tidak tinggal diam. Klub kaya Ligue 1 itu justru melayangkan gugatan balik senilai 440 juta euro atau sekitar Rp 7,7 triliun. Jika konflik ini dihitung seperti skor pertandingan, maka PSG sedang unggul 440–260.
Dalam tuntutannya, PSG meminta kompensasi atas “kerugian kesempatan” setelah menolak tawaran 300 juta euro dari Al Hilal pada Juli 2023. Tawaran fantastis itu ditolak karena mereka percaya Mbappe akan memperpanjang kontraknya. Tapi nyatanya, sang pemain justru pergi secara gratis ke Real Madrid setahun kemudian.
PSG juga menuduh adanya pelanggaran itikad baik dalam negosiasi kontrak serta kerusakan reputasi klub. Keputusan final dari pengadilan diperkirakan keluar pada bulan depan, dan publik sepak bola kini menunggu apakah babak baru drama ini akan lebih panas dari final Liga Champions.
Akar Konflik: Semua Dimulai dari Al Hilal
Untuk memahami konflik ini, kita harus mundur ke 2023. Ketika Al Hilal mengajukan tawaran 300 juta euro untuk Mbappe, PSG merasa mendapat jackpot. Namun Mbappe menolaknya. Alasannya? Kabarnya, karena dia memang tidak memiliki niat pindah ke Arab Saudi dan lebih ingin selesai dengan mimpinya: Real Madrid.
Masalahnya, keputusan itu membuat PSG merasa dikhianati. Mereka akhirnya mengasingkan Mbappe dari skuad utama, tidak membawanya ke tur pramusim, dan bahkan memaksanya berlatih bersama pemain pelapis. Sebuah perlakuan yang membuat drama ini semakin jauh dari kata damai.
PSG mengklaim bahwa ada kesepakatan verbal terkait bonus yang dikorbankan Mbappe agar bisa kembali ke skuad utama. Tapi kubu Mbappe membantah keras, menegaskan bahwa tidak pernah ada dokumen resmi yang mendukung klaim PSG tersebut.
Warisan 256 Gol, Tapi Berpisah Secara Pahit
Dalam tujuh musim, Mbappe bukan hanya menjadi ikon PSG, dia menjelma menjadi legenda klub. Dengan torehan 256 gol, ia tercatat sebagai top skor sepanjang masa Paris Saint-Germain. Sebuah pencapaian yang seharusnya menjadi fondasi perpisahan manis.
Namun kenyataannya, musim panas 2024 menandai berakhirnya hubungan mereka secara getir. Bahkan lebih ironis lagi, PSG akhirnya meraih gelar Liga Champions pertamanya pada musim 2024/2025, musim pertama tanpa Mbappe.
Sebuah twist yang terasa seperti naskah Hollywood: tokoh utama pergi, klub akhirnya juara.
Apakah Konflik Ini Berdampak pada Dunia Sepak Bola?
Sengketa Mbappe vs PSG menjadi preseden baru dalam kontrak modern. Banyak pakar hukum olahraga menyebut bahwa kasus ini dapat menjadi referensi penting bagi klub dan pemain di masa depan, terutama terkait bonus, klasifikasi kontrak, dan perlakuan terhadap pemain yang menolak perpanjangan kontrak.
Era sepak bola bukan hanya soal gol dan taktik; kini juga soal legalitas, struktur kontrak, dan angka nol yang jumlahnya lebih banyak daripada penonton final Piala Dunia.
Baca Juga: Update info game dan esport paling lengkap di Playkami
Untuk kamu yang suka mengikuti konflik sepak bola sekaligus hobi cari mix parlay bola, game dan esports, jangan lupa mampir ke Situs Resmi Playkami Tempat terbaik buat dapetin update kompetitif, berita trending, dan ulasan game dari sudut pandang yang modern dan kritis.
Penutup: Menunggu Babak Baru
Konflik Mbappe vs PSG kini memasuki babak penentuan. Apakah pengadilan akan memenangkan gugatan Mbappe yang menuntut haknya? Atau justru PSG yang berhasil membuktikan kerugian mereka?
Yang pasti, drama ini belum selesai. Dan seperti biasa, dunia sepak bola akan selalu menemukan cara untuk memberi kita tontonan yang lebih intens dari sekadar 90 menit di lapangan. Kalo kepengen baca cerita menarik lain dari pinggir lapanganm gas langsung login ke Website Official Playkami!