Grimsby Town Singkirkan Manchester United di Carabao Cup 2025

Grimsby Town Singkirkan Manchester United: Malam Penuh Malu di Blundell Park

Sepak bola selalu punya cara untuk menampar mereka yang merasa superior. Kamis (28/8/2025) dini hari WIB, Manchester United kembali jadi headline dunia! Bukan, bukan karena kemenangan megah, melainkan karena dipermalukan klub kasta keempat, Grimsby Town, di ronde kedua Carabao Cup.

Duel David vs Goliath di EFL Cup

Di atas kertas, laga ini harusnya jadi pemanasan ringan bagi tim sebesar United. Dengan valuasi skuad hampir 900 juta euro, melawan tim League Two yang hanya 3,6 juta euro, perbandingannya seperti Real Madrid melawan tim Sunday League. Tapi bola itu bulat, dan malam itu, bulatnya terasa pahit untuk Setan Merah.

Andre Onana Kiper Setan merah

Grimsby Town, klub bersejarah yang kini mengarungi musim keempat di League Two, tidak datang dengan gengsi, tapi dengan nyali. Mereka mencetak dua gol cepat lewat Charles Vernam (22’) dan Tyrell Warren (30’) yang sukses mengekspos kelemahan lini belakang United. Andre Onana lagi-lagi jadi bahan tertawaan dengan blunder antisipasi silang.

Comeback Setengah Hati Manchester United

United sempat menyelamatkan muka lewat dua gol di penghujung laga. Bryan Mbeumo melepaskan sepakan keras menit 75, disusul Harry Maguire yang menyamakan kedudukan di menit 89. Namun, atmosfer Blundell Park seakan sudah menulis naskah: ini bukan sekadar laga, ini cerita klasik tentang sang kaya yang jatuh di hadapan sang kecil.

Grimsby Town Memenangkan Babak Adu Pinalti

Adu Penalti 12-11: Dari Harapan ke Kehancuran

Babak tos-tosan jadi panggung drama. Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo, dua rekrutan baru yang diharapkan jadi pahlawan, justru gagal total. Cunha menendang lemah, mudah ditebak kiper Grimsby. Mbeumo, yang sempat jadi penyelamat di waktu normal, malah jadi pesakitan usai tendangannya mentok mistar.

Grimsby Town akhirnya menang 12-11, sementara Ruben Amorim hanya bisa menunduk. Sorakan “You’re getting sacked in the morning” dari fans tuan rumah menambah bumbu satir dari sebuah laga yang akan dikenang lama.

Borok Manchester United Kian Terbuka

Kekalahan ini bukan kebetulan. Ini puncak gunung es dari masalah lama yang sudah lama menggerogoti United. Pertahanan yang rapuh, lini tengah yang ompong, hingga eksekusi penalti yang buruk. Bahkan statistik menunjukkan sejak Amorim memimpin, United hanya menang 17 kali dari 45 laga, dengan 19 kekalahan, ini adalah rekor terburuk pasca Sir Alex Ferguson.

Amorim terus memaksakan formasi 3-4-3, seakan keras kepala lebih penting daripada hasil. Formasi itu membuat lini tengah United kalah jumlah, sementara lini depan mati kutu karena minim suplai bola. Strategi yang tak fleksibel ini memperburuk masalah teknis yang sudah ada.

Mental, Bukan Sekadar Skill

Kegagalan penalti Cunha dan Mbeumo memperlihatkan satu fakta: di sepak bola modern, mental sama pentingnya dengan skill. Publik boleh menyalahkan teknik tendangan, tapi tekanan di momen krusial jauh lebih menentukan. Big money signing tidak otomatis berarti big mentality player.

Ini pelajaran berharga bagi semua klub besar: latihan penalti bukan hanya soal arah tendangan, tapi juga simulasi tekanan, psikologi, dan beban ekspektasi. Tanpa itu, nama besar hanya jadi ilusi.

Uang Tak Selalu Bawa Kemenangan

Grimsby Town - Manchester United - PlayKami LiveScore

Data finansial jadi bahan olok-olok malam itu. United keluarkan 182 juta paun per tahun untuk gaji pemain. Grimsby? Cuma 1,9 juta. Ironisnya, lebih dari 20 pemain United bergaji lebih tinggi daripada total skuad Grimsby. Dan tetap saja, yang lolos adalah tim kecil dari League Two.

Sepak bola membuktikan lagi bahwa uang bisa membeli nama, tapi tidak bisa membeli mental juara. Di sini lah letak magisnya: David masih bisa mengalahkan Goliath.

Apa Selanjutnya untuk United?

Kekalahan ini bisa jadi turning point. Entah itu jadi awal kebangkitan dengan refleksi keras, atau jadi awal keruntuhan di era Ruben Amorim. Fans sudah lelah, kritik semakin keras, dan media tentu tidak akan berhenti menguliti setiap detik drama di Old Trafford.

Apapun yang terjadi, satu hal pasti: kekalahan di Blundell Park akan tercatat dalam sejarah kelam Manchester United, dan Grimsby Town akan selalu dikenang sebagai tim kecil dengan nyali besar.

Kalau mau tahu detail statistik pertandingan seperti ini dan insight odds harian, cek langsung ke Link Resmi PlayKami. Di sana, bukan cuma soal angka, tapi cara melihat tren performa tim dengan sudut pandang yang beda.

Dari Blundell Park untuk Dunia

Malam itu, Blundell Park bukan sekadar stadion kecil di League Two. Ia jadi saksi bahwa sepak bola masih penuh dengan keajaiban dan ironi. Manchester United, klub dengan sejarah megah dan finansial luar biasa, takluk di tangan tim dengan budget seadanya. Drama inilah yang bikin sepak bola tak pernah kehilangan pesonanya.

Jadi, bagaimana menurut kalian soal kekalahan tragis United ini? Apakah Amorim harus out, atau justru diberi waktu lagi? Drop pendapat kalian di kolom komentar, jangan lupa klik tombol share di bawah biar makin rame diskusinya. Dan tentu saja, jangan lupa bookmark PlayKami buat streaming pertandingan tim bola dan esports kesayangan kalian secara gratis, cepat, dan selalu update!

Support PlayKami, Klik Share 👊